domingo, 28 de outubro de 2012

Mandatory military service will benefit Timor Leste’s Society



Mandatory military service will benefit Timor Leste’s Society
wroter:
Amorim Vieira
Advicer For (FARMING STUDY GROUP)

Every parent would love to see their sons and daughters to serve their nation become hard-working, respectful, disciplined, and honourable and better prepare for life. Society would like to live in peace and harmony, less crime on the street at night or day. The past colonial history and 24 years of Indonesian occupation produced generation which disrespectful, violent, lazy,  dependent, and ill qualified for success in independent Timor Leste. Thus our society has becomes more dangerous, depleted and dishonest. This is an argument for mandatory military service. With this simple move the government of Timor Leste will eliminates these social problems. Mandatory Military Service could cure many of Timor Leste Social illness and encourage young people not to involve Martial Art Group (MAG) and criminal gangs and help Timor Leste young people to become productive and patriotic generation.
Mandatory Military Service is one of the oldest forms of national service and common in both democratic and non-democratic countries. These countries require male and occasionally female citizens to participate in military service when they become 18 years old. I believe many of our leaders were once served the Portuguese military service. Although, mandatory military service during the time of Portuguese colonisation was mainly to fight the Portuguese war in Africa, mandatory military service in independent Timor Leste is a complete different set of military service. It is to reach out young people to truly reach their individual potential in life.
Mandatory military service benefits the F-FDTL, the country and the economy. The F-FDTL benefits because it will increase its forces dramatically. For a small increase in expense, F-FDTL will receive an influx on every able young men and women of Timor Leste; this may include the best and brightest. The resources that go into the recruitment program can be used toward training.
Timor Leste will benefits from mandatory military service because national spirit or patriotism increase like in the time of Indonesian occupation, national unity improve, neighbourhood become safer and society grow healthier. With mandatory military service, trouble teens who normally on to the street who often or occasionally disturb public peace enter the F-FDTL and receive training, discipline and experience that propel them to stable and prosperous life. F-FDTL will unite the people from all section of the society as they did during the occupation. This will allow people to feel safer in their home and on the street and that Timor Leste society become stronger.
Young people will benefit from the military service because they learn practical skills, such as first aid, wilderness survival like the FALINTIL, computer proficiency and self-defence for the defence of the country. They become physically fit, mentally prepared and strong, knowledgeable in multiple areas. They will learn how to work hard, discipline themselves, follow order, thinking they are capable leading their peer. Most importantly after their mandatory service with F-FDTL, they come out with skills that benefit society, the workplace and the family. With basic education or college degree, young men and women who have service the F-FDTL with honours will be sought after by both public and private sector.
Of course there are many national NGO disagree with mandatory military service in Timor Leste. They believe that, it is economically costly, unproductive and ineffective. Arguments have been made (and sometimes histories have shown from many different countries) that they often have low morale and little motivation to serve in the Armed Force. Yet FALINTIL has shown in the past that in an independent Timor Leste, Modern F-FDTL will provide training and education they need. And because of time and resources constrictions many national NGO’s who oppose mandatory military service in Timor Leste that they only receive rudimentary training, which can cause bloodshed during hostile situation. I believe these concerns are certainly valid and I encourage in discussion and debate.
Mandatory military service may seem too drastic, too un-democratic or too impractical to implement in Timor Leste but it is a legitimate idea that deserve fair discussion and opened debate. Observing the current Timor Leste democracies, and of the F-FDTL strength and the current Timor Leste Social state where crime and unemployment are equally high led me to believe that mandatory military service is one of the answer to many of Timor Leste and young people woes
Amorim Vieira

Wajib Militer Akan Menguntungkan Masyarakat Timor Leste                  
Setiap orang tua pasti senang melihat anak-anak mereka untuk melayani negara mereka, menjadi pekerja keras, sopan, disiplin, dan terhormat dan ingin lebih mempersiapkan diri dengan baik untuk hidup yang lebih layak. Masyarakat ingin hidup dalam damai dan harmonis, minim terjadinya kejahatan di jalan pada malam ataupun sian hari. Sejarah kolonial Portuguese dan 24 tahun pendudukan Indonesia telah memproduksi generasi tidak sopan, penuh dengan kekerasan, malas, hidup ketergantungan, dan tidak memenuhi syarat untuk sukses di negara Timor Leste yang merdeka. Jadi masyarakat kita telah menjadi lebih berbahaya, hancur dan tidak jujur. Ini merupakan argumen untuk wajib militer. Dengan langkah sederhana ini pemerintah Timor Leste akan menghilangkan banyak masalah sosial di seluruh Timor Leste. Wajib Militer bisa menyembuhkan banyak penyakit social di Timor Leste dan mendorong kaum muda untuk tidak melibatkan diri dalam Kelompok Seni Bela Diri (MAG) dan geng kriminal. Wajib militer juga akan membantu kaum muda Timor Leste untuk menjadi generasi produktif dan patriotik.
Wajib Militer adalah salah satu bentuk tertua dari layanan nasional dan umum di kedua negara demokratis dan non-demokratis. Negara-negara ini membutuhkan warga negara laki-laki dan perempuan untuk berpartisipasi dalam dinas militer ketika mereka mengcapai umur 18 tahun. Saya yakin banyak dari pemimpin Timor Leste sekarang pernah melayani wajib militer Portugis. Meskipun, wajib militer selama masa penjajahan Portugis terutama untuk melawan perang Portugis di Afrika. Namun aku yakin bahwa wajib militer di Timor Leste sekarang adalah bentuk wajib militer yang sangat beda dengan jaman Portuguese. Wajib militer Timor Leste sekarang adalah untuk menjangkau orang-orang muda untuk benar-benar mencapai potensi masing-masing dalam kehidupan.
Wajib militer akan menguntungkan F-FDTL, negara dan ekonomi. Keuntungan F-FDTL adalah akan meningkatkan kekuatan secara dramatis. Untuk peningkatan kecil dalam beban, F-FDTL akan menerima masuknya pada setiap pemuda mampu dan perempuan Timor Leste, ini mungkin termasuk yang terbaik dan tercerdas. Sumber daya yang masuk ke program perekrutan dapat digunakan terhadap pelatihan ketrampilan yang bias di gunakan di mana saja.
Timor Leste akan mendapat manfaat dari wajib militer karena semangat nasional atau meningkatkan patriotisme seperti di masa pendudukan Indonesia, persatuan nasional meningkatkan, lingkungan menjadi lebih aman dan masyarakat tumbuh sehat. Dengan layanan wajib militer, masalah remaja yang biasanya ke jalan yang sering atau kadang-kadang mengganggu ketenteraman masyarakat memasuki F-FDTL dan menerima pelatihan, disiplin dan pengalaman yang mendorong mereka untuk kehidupan yang stabil  dan sejahtera. F-FDTL akan menyatukan orang-orang dari seluruh bagian masyarakat seperti yang mereka lakukan selama pendudukan indonesia. Hal ini akan memungkinkan orang untuk merasa lebih aman di rumah mereka dan di jalan-jalan dan Timor Leste menjadi lebih kuat.
Orang-orang muda akan mendapatkan keuntungan dari dinas militer karena mereka belajar keterampilan praktis, seperti pertolongan pertama, bias bertahan hidup di suatusi yang paling sulit seperti FALINTIL jaman dulu, kemahiran komputer dan pertahanan diri untuk pertahanan negara. Mereka menjadi sehat secara fisik, mental siap dan kuat, berpengetahuan di beberapa daerah. Mereka akan belajar bagaimana bekerja keras, disiplin diri, mengikuti perintah, bias berpikir bahwa mereka bisa  memimpin rekan mereka. Yang paling penting setelah wajib militer mereka dengan F-FDTL, mereka keluar dengan keterampilan yang bermanfaat bagi masyarakat, tempat kerja dan keluarga. Dengan pendidikan dasar atau gelar sarjana, pria dan wanita muda yang memiliki layanan F-FDTL dengan pujian akan dicari oleh sektor publik dan swasta
Tentu saja ada banyak LSM nasional tidak setuju dengan wajib militer di Timor Leste. Mereka percaya bahwa, secara ekonomis wajib militer adalah berbiaya mahal, tidak produktif dan tidak efektif. Argumen telah dibuat (dan kadang-kadang sejarah telah menunjukkan dari berbagai negara) bahwa mereka sering memiliki moral yang rendah dan sedikit motivasi untuk melayani di Angkatan Bersenjata. Namun FALINTIL telah menunjukkan di masa lalu bahwa di Timor Leste merdeka, modern F-FDTL akan memberikan pelatihan dan pendidikan yang mereka butuhkan. Dan karena banyak waktu dan kekurangan sumber daya nasional, banyak LSM yang menentang wajib militer di Timor Leste bahwa mereka hanya menerima pelatihan dasar, yang dapat menyebabkan pertumpahan darah selama situasi bermusuhan. Saya percaya keprihatinan ini tentu pandangan yang benar dan saya mengharapkan diskusi dan debat yang konstruktive.
Dinas wajib militer mungkin tampak terlalu drastis, dan tidak demokratis atau terlalu praktis untuk diimplementasikan di Timor Leste tetapi adalah ide yang sah dan layak untuk didiskusikan secara adil dan terbuka. Jika mencermati Timor Leste demokrasi saat ini, dari kekuatan F-FDTL,  dimana kejahatan sosial dan pengangguran meningkat membuat saya percaya bahwa wajib militer adalah salah satu jawaban untuk Timor Leste dan orang-orang muda untuk membentuk diri dalam proses pembangunan nasional khususnya stabilitas dan keamanan nasional

sexta-feira, 26 de outubro de 2012

FSG Husu SERN Presiza Esplika Klaru Konaba Suplay Bas

FSG Husu SERN Presiza Esplika Klaru Konaba Suplay Base

Radio, online – Sosiedade sivil Farming Study Group (FSG) ne’ebe durante ne’e luta ba direitu  ekonomia sosial no kultura  nomos luta ba trasparansia publiku husu ba Sekertariu Estadu Rekursu Naturais (SERN) presiza tebes esplika klaru no klean konaba projetu bo’ot suplay base ba povu iha Kovalima liliu ba povu iha suku Camanasa.
Responsavel geral FSG Remigio Laka Vieira ba radioliberdadedili.com Segunda, (23/1) hateten, bazeia ba politika governu atu hari suplay base iha tinan ida ne’e, tuir FSG nia akompanha komunidade suku Camanasa seidauk komprende didiak ba projetu ho nia finalidade benefisu ba see los. Tuir FSG projetu hotu tenki fo benefisiu ba povu depois mak kompanha.
Antes ne’e, iha fulan hat liuba SERN ho ekipa halo enkontru ho komunidade suku Camanasa,  alende ne’e mos FSG hanesan sosiedade sivil ba fahe mos konaba vantazen no desvantazen husi supay base nomos suplay base ne’e sai mutun ga, sai malisan ou sai grasa ba komnidade suku Camanasa.
Remigio dehan, SERN ho ekipa ba fahe informasaun ladauk klaru, tamba ne’e komunidade agrikultores fo rekomendasau.
“Ami hare supay base hanesan okupasaun ida ba agrikultores sira nia planta, iha hektares rihun ne’ebe governu presiza mos ladauk hatene klaru ba komnidade sira,”dehan Remigio.

terça-feira, 9 de outubro de 2012

FSG and member sivil Society in National Forum NGO Timor Leste supose to ESTRACTIVE INDUSTRY NEEDS MORE TRANSPARANT


KOMUNIKADU IMPRENSA
FONGTIL no CGT
Ami ezije Indústria estrativa tenke transparente

Timor-Leste hanesan nasaun foun, ki’ik ho esperiénsia ne’ebé nato’on no mós nudár nasaun ne’ebé nia ekonomia domina husi esportasaun petrolíferu dala barak sai tarjetu ba manipulasaun husi kompañia sira ne’ebé eksploita hela rekursu sira hodi lakon osan sira ne’ebé loloos merese duni atu hetan.

Durante ne’e iha kompañia multinasional lubuk mak agora halo operasaun iha area konjuntu ba dezenvolvimentu petroleum nian. ConocoPhillips, Woodside, Eni, Santos, Inpex no nia parseiru sira seluk prezensa iha Timor-Leste.

Iha tinan 2010 liu, Timor-Leste sai ona nasaun kumpridor ba EITI, prestasaun ida ne’ebé halo orgullu boot ba indústria petrolíferu sira, liu-liu kampaña mina-rai sira ne’ebé hakarak ho voluntáriu hodi suporta transparénsia atu benefisia povu “na’in” ba riku-soin ne’e.

Maibé infelizmente, realidade hatudu katak, ConocoPhillips, Woodside no nia parseiru sira la hatuur sira nia vontade atu mantén transparénsia. Sira aproveita frakeza Timor-Leste nia instituisaun reguladór nian hodi kontinua nauk osan sira ne’ebé loloos sai direitu ba povu Maubere ida ne’e.

At liu tan, mak bainhira Governu Timor-Leste deskobre katak kompañia sira ne’e la halo tuir sira nia obrigasaun legal tuir kontratu nian, kompañia sira ne’e kontinua hodi buka dalan atu lori rekursu legal atu lakohi selu fali osan ne’ebé sira nauk ona husi povu Maubere ida ne’e.

Tanba ne Forum ONG Timor-Leste ( FONGTIL ), servisu hamutuk ho rede CGT (core group transparency)  nebee servisu kleur ona iha area transparénsia no accountabilidade ba Orsamentu no rendimentu petrolíferu hakarak hato’o pozisaun liu hanesan tuir mai:

1.      ConocoPhillips no Woodside) tenke kumpre duni obrigasaun legal hodi selu taxa tuir Kontratu Fahe Produsaun no respeita tratadu Tasi Timor.

2.      Kompañia Mina-rai sira tenke promove transparénsia liu husi halo relatóriu ne’ebé pagamentu taxa  ho detallu (Disaggregate ), no sira tenke konkorda template relatóriu EITI ne’ebé auditor  More Stephens  prepara.

3.      Kompañia sira tenke suporta publikasaun relatóriu EITI 2010 no 2011 iha tinan ida ne’e.

4.      Wainhira relatoriu EITI nian la publika iha  tinan ida mak kompanha mak tenki asumi responsabilidade

5.      Governo Tenki afirma nia pojisaun lolos kona ba relatoriu EITI nian

6.      Governo tenke halo lei ida hodi regula implematasaun EITI ho karakter mandatory laos voluntariu

7.      Governu tenke haforsa rekursu atu monitoriza reseita husi Kustu operasaun no pagamentu taxa no royalty ne’ebé kompañia sira selu hodi verifika katak reseita no pagamentu sira ne’e lejítimu duni.

8.      Ikus, Sosiedade sivíl pronto atu hamriik hamutuk Estadu hodi luta hasoru manipulasaun kompañia sira ne’ebé la benefisia povu Maubere tomak.

 

Dili, 09 de Outubru  de 2012

 

Ami mak saran lia                                                       Helio Dias da Silva

                         

    

 

     Jose Amaral                                                                                  

Diretór Interinu FONGTIL                                   Responsavel  Sekretáriadu CGT     


 Dili, 09.october 2012
 FSG media published!!

                                                           

https://youtu.be/nPM_d8l5cVc